Apakah Sah Sholat Rawatib Terjeda dengan Sholat Fardhu? Ini Kata Buya Yahya

Liputan6.com, Jakarta – Umat Islam sangat dianjurkan memperbanyak sholat sunnah, di samping mengerjakan yang fardhu. Ada banyak sholat sunnah yang dapat diamalkan oleh muslim, baik yang siang maupun malam.

Salah satu keutamaan umum sholat sunnah adalah dapat menyempurnakan sholat-sholat fardhu. Hal ini seperti disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW yang tertuang dalam hadis berikut.  

إن فريضة الصلاة والزكاة وغيرهما إذا لم تتم تكمل بالتطوع 

Artinya: “Sholat fardhu, zakat, dan kewajiban-kewajiban lain bila masih tidak sempurna, maka dapat disempurnakan dengan yang sunnah.”

Sholat Rawatib merupakan salah satu sholat sunnah yang dapat ditingkatkan pengamalannya. Sholat Rawatib adalah ibadah yang mengiringi sholat fardhu, baik qabliyah (dilakukan sebelum shalat fardhu) maupun ba’diyah (dilakukan setelah shalat fardhu). Sholat ini dikategorikan sebagai sunnah mu’aqqat yang tidak disunnahkan dilakukan secara berjamaah. 

Terkait sholat Rawatib, seorang jemaah Al Bahjah bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya. Apakah sah jika melaksanakan sholat Rawatib tapi terjeda dengan sholat fardhu?


Penjelasan Buya Yahya soal Sholat Rawatib dan Fardhu

Buya Yahya mengatakan, hubungan sholat Rawatib dengan sholat fardhu bukan seperti sholat jamak takdim yang harus dilakukan saat itu juga, sesegera mungkin. Jika jamak takdim, begitu sholat Dzuhur selesai, langsung melaksanakan sholat Ashar.

“Kalau sholat ba’diyah (Rawatib) nggak. Misalnya, Anda sholat ba’diyah habis itu Anda melayani pelanggan. Habis itu Anda ngitung duit kebanyakan. Habis itu bagi-bagi duit. Setelah itu baru sholat fardhu. Sah, asalkan sholat fardhunya masih di dalam waktunya, tidak sampai keluar (melewati waktu),” jelas Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Jumat (15/11/2024).

Bahkan, di antara sholat Rawatib dan fardhu jika ingin dijeda dengan membaca dzikir, Al-Qur’an, maupun aktivitas ibadah lainnya pun diperbolehkan. Malah, itu sangat bagus.

“Jadi jangan dianggap sholat qabliyah itu dengan sholat fardhu langsung sambung, tidak. Jadi, boleh kasih jeda, dzikir, baca Al-Qur’an,” kata Buya Yahya menyimpulkan.


Daftar Sholat Rawatib yang Diutamakan

Mengutip penjelasan dari kitab Syarah Fathul Mu’in Bi Syarhi Qurratil ‘Ain Bi Muhimmatiddin karya Syaikh Zainuddin bin Abdil ‘Aziz al-Malibari asy-Syafi’i, sholat sunnah rawatib banyaknya ada 22 rakaat.

Dari 22 rakaat terbagi dua. Ada yang ghoiru mu’akkadah dan ada juga yang mu’akkadah. Sholat rawatib yang diutamakan (mu’akkadah) jumlahnya ada 10 rakaat. Kapan saja 10 rakaat sholat rawatib itu dilakukan?

Dalam kitab Manhajus Salikin, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menerangkan:

“Sholat rawatib mu’akkadah yang mengikuti sholat wajib ada sepuluh rakaat. Inilah yang disebutkan dalam hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Aku menghafalkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh rakaat (dalam sehari) yaitu dua rakaat  qabliyah Dzuhur, dua rakaat ba’diyah Dzuhur, dua rakaat ba’diyah Maghrib, dua rakaat ba’diyah lsya, dua rakaat qabliyah Subuh. (Muttafaqun ‘alaih).”

Mengutip NU Online, 10 rakaat sholat rawatib yang diutamakan juga dijelaskan dalam kitab Asnal Mathalib fi Syarh Raudlatith-Thalib.

(وَرَوَاتِبُ الْفَرَائِضِ) الْمُؤَكَّدَةِ (عَشْرٌ)، وَالْحِكْمَةُ فِيهَا تَكْمِيلُ مَا نَقَصَ مِنْ الْفَرَائِضِ فَضْلًا مِنْ اللَّه وَنِعْمَةً، وَهِيَ (رَكْعَتَانِ قَبْلَ الصُّبْحِ وَ) رَكْعَتَانِ قَبْلَ (الظُّهْرِ وَرَكْعَتَانِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَ) رَكْعَتَانِ بَعْدَ (الْمَغْرِبِ وَ) رَكْعَتَانِ بَعْدَ (الْعِشَاءِ) لِلِاتِّبَاعِ رَوَاهُ الشَّيْخَانِ   

Artinya: “Sholat sunnah rawatib pengikut fardhu yang ditekankan adalah sepuluh rakaat. Hikmahnya adalah menyempurnakan kekurangan shalat fardhu sebagai karunia dan nikmat dari Allah. 

Sepuluh rakaat tersebut adalah dua rakaat sebelum Subuh, dua rakaat sebelum Dzuhur, dua rakaat setelah Dzuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dan dua rakaat setelah Isya, karena ikut kepada riwayat Al-Bukhari dan Muslim.” (Lihat: Asnal Mathalib fi Syarh Raudlatith-Thalib, jilid 1, hal. 202).

Dengan demikian dapat disimpulkan sholat Rawatib yang sangat diutamakan ialah sebagai berikut.

  • Dua rakaat sebelum Dzuhur
  • Dua rakaat setelah Dzuhur
  • Dua rakaat setelah Maghrib
  • Dua rakaat setelah Isya
  • Dua rakaat sebelum Subuh

Masing-masing sholat rawatib ini punya keutamaannya sendiri. Semoga kita dapat mengamalkannya.

Wallahu a’lam.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top