Masjid Istiqlal didirikan pada 1961 oleh Presiden Soekarno
Widya Michella, Jurnalis-Kamis, 05 September 2024 |14:16 WIB

Prof KH Nasaruddin Umar (Okezone.com)
Muslim.okezone.com, Jakarta – Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar mengatakan
bahwa Masjid Istiqlal bukan hanya tempat ibadah umat Islam, tapi juga rumah besar bagi kemanusiaan.
Siapa pun bisa masuk untuk dapatkan manfaat dari masjid negara itu, dengan tetap memperhatikan ketentuan berlaku.
Masjid Istiqlal didirikan pada 1961 oleh Presiden Soekarno,
diresmikan pada 1978 oleh Presiden Soeharto dan sempat direnovasi zaman Presiden Jokowi.
Masjid terbesar di Indonesia ini dibangun dengan visi besar dan telah banyak melakukan terobosan untuk menciptakan
harmoni kehidupan bangsa Indonesia dan juga dunia.
“Semenjak saya bertugas sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal,
saya telah menegaskan bahwa Masjid Istiqlal bukan hanya rumah ibadah bagi umat Islam
tetapi juga sekaligus rumah besar bagi kemanusiaan,”
kata Umar dalam pertemuan tokoh lintas agama dengan Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Umar berprinsip humanity is only one atau kemanusiaan hanya satu.
Sehingga peran pemberdayaan umat difokuskan pada basis kemanusiaan dan harmoni kehidupan.
“Kita berharap dan berprinsip bahwa humanity is only one
maka siapapun boleh masuk dan mendapatkan manfaat dari Masjid Istiqlal
tentu saja dengan ketentuan dan adat
stiadat yang berlaku di lingkungan Masjid Istiqlal,” ucapnya.
Di samping, Masjid Istiqlal kata Umar memiliki
beragam fasilitas dan dapat diakses oleh semua warga termasuk komunitas non muslim.
Hal ini menunjukkan bahwa Masjid ini berfungsi untuk
merawat toleransi dan moderasi antar umat beragama.
“Masjid Istiqlal berfungsi untuk merawat toleransi
dan moderasi umat beragama di Indonesia.
Kita semua telah melakukan terobosan besar untuk
merawat toleransi dan moderasi umat beragama di Indonesia dengan
dibangunnya terowongan silaturahim The Thunder of friendship
yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral inilah yang
menjadi bukti betapa besar peran Masjid Istiqlal,” kata dia.
Terakhir dia menyampaikan bahwa kehadiran Bapak Paus Fransiskus di masjid
terbesar di Asia Tenggara ini tentu saja memberikan kehormatan besar kepada
segenap warga bangsa Indonesia.
Serta memberikan apresiasi kepada bangsa dan
komunitas Islam dengan mengunjungi Masjid Istiqlal.
“Kami sangat berbahagia bahwa Bapak Paus memberikan apresiasi kepada bangsa dan
komunitas kami dengan mengunjungi negara dan tempat suci kami kebanggaan kami di Istiqlal.
Insya Allah pesan dan cita-cita yang disampaikan oleh Bapak Paus Fransiskus
tentu akan menambah semangat kita semua untuk menyuarakan harmoni di antara kita semua,” tuturnya.
Masjid Istiqlal: Simbol Keberagaman dan Kemerdekaan Indonesia
Masjid Istiqlal adalah masjid nasional Indonesia yang terletak di Jakarta.
Sebagai salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara, Masjid Istiqlal tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol persatuan dan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Nama “Istiqlal” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “kemerdekaan”, yang menggambarkan makna mendalam dari pembangunan masjid ini sebagai perwujudan kemerdekaan Indonesia.
Sejarah Pembangunan
Pembangunan Masjid Istiqlal dimulai pada tahun 1961, atas inisiatif Presiden Soekarno yang ingin memiliki sebuah masjid nasional yang megah sebagai simbol kemerdekaan Indonesia.
Proyek ini dirancang oleh arsitek Frederich Silaban, yang berhasil memadukan desain modern dengan nilai-nilai spiritual.
Masjid Istiqlal diresmikan pada tanggal 22 Februari 1978 oleh Presiden Soeharto, meskipun beberapa bagian masjid telah digunakan lebih awal.
Arsitektur dan Keunikan
Masjid Istiqlal memiliki desain yang sangat khas dan berbeda dari masjid pada umumnya.
Bangunan ini mengusung gaya arsitektur modern yang menggabungkan unsur-unsur Islam dengan konsep kekinian.
Salah satu ciri khasnya adalah kubah besar berwarna putih yang menjadi salah satu ikon masjid ini.
Kubah tersebut memiliki diameter sekitar 45 meter dan tinggi 20 meter, menjadikannya sebagai salah satu kubah masjid terbesar di dunia.
Selain itu, Masjid Istiqlal juga memiliki menara setinggi 96 meter yang digunakan sebagai tempat untuk azan dan sebagai sarana komunikasi.
Ruang utama masjid dapat menampung hingga 120.000 jamaah, menjadikannya masjid dengan kapasitas terbesar di Indonesia.
Fungsi dan Peran Sosial
Sebagai masjid negara, Istiqlal memiliki fungsi yang lebih luas daripada sekadar tempat ibadah.
Masjid ini sering dijadikan tempat untuk berbagai acara penting, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Banyak kegiatan keagamaan dan kebudayaan yang diselenggarakan di Masjid Istiqlal, seperti seminar, konser amal, serta perayaan Hari Raya Islam.
Masjid Istiqlal juga memainkan peran dalam mempererat hubungan antarumat beragama di Indonesia.
Di sekitarnya, terdapat banyak gereja dan tempat ibadah agama lain, mencerminkan keberagaman yang ada di Indonesia.
Hal ini menjadi simbol penting bahwa meskipun Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, seluruh umat beragama dapat hidup berdampingan secara damai.
Kontribusi terhadap Pembangunan Nasional
Selain sebagai pusat ibadah, Masjid Istiqlal juga berperan dalam mendukung kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Masjid ini aktif dalam memberikan bantuan sosial kepada masyarakat kurang mampu, menyediakan tempat untuk pendidikan agama,
serta menjadi pusat kegiatan keagamaan yang mendidik umat Islam tentang pentingnya toleransi dan kedamaian.
Masjid Istiqlal juga memiliki museum yang menampilkan koleksi-koleksi sejarah Islam di Indonesia,
serta memberikan edukasi kepada pengunjung tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Kesimpulan
Masjid Istiqlal adalah lebih dari sekadar tempat ibadah. Ia adalah simbol persatuan, kemerdekaan, dan keberagaman Indonesia.
Dengan arsitektur megah dan fungsinya yang luas, masjid ini mencerminkan semangat
Indonesia yang selalu mengedepankan nilai-nilai toleransi dan perdamaian antarumat beragama.
Sebagai warisan sejarah yang penting, Masjid Istiqlal akan terus memainkan
peran besar dalam kehidupan sosial, budaya, dan agama di Indonesia.
